Jumat, 23 November 2012

Hari Asyura: Amalan dan Keutamannya


Kami belum mengetahui adanya amalan khusus yang dianjurkan ketika Asyura selain puasa di hari Asyura. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa hari Asyura, saya berharap agar Allah menghapuskan dosa satu tahun yang telah lewat. (HR. Muslim 1162).
MasyaaAllah, betapa luasnya karunia Allah kepada kita, hanya dengan puasa sehari Allah jadikan sebagai sebab pengampunan dosa satu tahun yang telah lewat. Dan Allah Maha Luas Ramatnya.
Karena tujuan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias untuk melaksanakan puasa Asyura. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menceritakan:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Saya belum pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam betul-betul memperhatikan puasa pada hari yang beliau istimewakan dari pada yang lainnya, melebihi puasa di hari ini yaitu Asyura dan bulan ini, yaitu Ramadhan.” (HR. Bukhari 1867).
Jangan Sampai Tertipu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
Antar-shalat 5 waktu (shalat fardhu ke shalat fardhu berikutnya), jumatan ke jumatan berikutnya, ramadhan ke ramadhan berikutnya, bisa menjadi kafarah (penebus dosa) yang dilakukan diantara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi. (HR. Ahmad 9197 & Muslim 233).
Dengan menimbang hadis di atas, mari kita perhatikan keterangan Ibnul Qoyim berikut,
Banyak orang yang merasa puasa asyura menghapuskan dosa-dosa satu tahun penuh, sehingga masih menyisakan puasa arafah yang akan menjadi tambahan pahala. Sayangnya orang yang tertipu (dengan banyaknya pahala) ini tidak menyadari bahwa puasa ramadhan, shalat 5 waktu, pahalanya lebih besar dan nilainya lebih mulia dibandingkan puasa arafah dan puasa asyura yang hanya bernilai sunah. Padahal amal-amal besar tadi (shalat 5 waktu, puasa ramadhan) hanya bisa menghapuskan dosa selama dosa besar dijauhi.
Betapa puasa ramadhan sampai ramadhan berikutnya, jumatan sampai jumatan berikutnya, tidak mampu menghilangkan dosa-dosa kecil kecuali diiringi dengan tindakan meninggalkan dosa-dosa besar. sehingga dengan dua unsur ini, amal besar tersebut mampu menghapus dosa-dosa kecil. (Al-Jawab Al-Kafi, hlm. 13).
Lebih lanjut, Ibnul Qoyim mengatakan:
Karena itu, bagaimana mungkin puasa sunah sehari mampu menghapus seluruh dosa besar yang pernah dilakukan oleh seorang hamba, sementara dia masih berlum bertaubat darinya? Ini satu hal yang mustahil!
Meskipun bisa jadi puasa arafah dan puasa asyura bisa menjadi penghapus seluruh dosa secara umum, sementara dalil yang isinya ancaman menjadi syarat dan penghalang terhapusnya dosa, kemudian tidak bertaubat dari dosa besar bisa menjadi penghalang terhapusnya dosa yang lain. Sehingga bertaubat dari dosa dan puasa asyura bisa saling membantu untuk menjadi penghapus dosa secara umum, sebagaimana shalat 5 waktu, puasa ramadhan, dan sikap meninggalkan dosa besar bisa saling membantu untuk menghapuskan dosa kecil…. Sehingga bentuk penghapusan dosa dengan melakukan dua sebab, akan lebih kuat dan lebih sempurna jika hanya melakukan satu sebab. (Al-Jawab Al-Kafi, hlm. 13).

0 komentar:

Posting Komentar