Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
KATA PENGANTAR
Buku kecil ini pada asalnya adalah kajian yang penulis sampaikan dalam
satu muhadlarah di Bogor dengan tema 'Berbakti Kepada Kedua Orang Tua',
kemudian banyak permintaan dari hadirin agar dibukukan untuk dapat
dibaca oleh kaum muslimin agar lebih bermanfaat. Alhamdulillah, dengan
rahmat Allah Subhnahu wa Ta'ala, Allah mudahkan penulis untuk melengkapi
dalil-dalilnya dari Al-qur'an dan hadits-hadits yang shahih.
Penulis mengangkat tema ini, karena banyak sekali di masyarakat
anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, tidak menghargai orang
tua, melecehkan orang tua, bahkan ada yang mencaci maki dan memukul
orang tuanya, na'udzubillah min dzalik. Padahal, apabila 'Si Anak' ini
menyadari, orang tua lah yang melahirkan, mengurus, memberikan nafkah,
mendidik dan membesarkan dia sampai dia dewasa, karena itu kewajiban 'Si
Anak' adalah taat kepada orang tua dan harus memenuhi hak orang tua
dengan mematuhi perintah dan taat kepadanya.
Jadi bahasan tentang berbakti kepada kedua orang tua adalah pembahasan
yang amat penting setelah masalah tauhid kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Banyak hak yang harus dipenuhi oleh manusia, pertama hak Allah
Subhanahu wa Ta'ala, kedua hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
dan ketiga adalah hak kedua orang tua kemudian hak-hak lainnya.
Hak Allah Subhanahu wa Ta'ala yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya
adalah mentauhidkanNya, beribadah kepadaNya dan meninggalkan segala
bentuk keyakinan, perkataan dan perbuatan syirik. Dari Mua'dz bin Jabal
Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya : Aku pernah dibonceng Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
diatas seekor keledai, lalu beliau bersabda kepadaku, "Hai Mua'dz,
tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan
apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah ?" Aku menjawab, "Allah dan
RasulNya yang lebih mengetahui". Beliaupun bersabda , "Hak Allah yang
wajib dipenuhi oleh para hambanya ialah supaya mereka beribadah
kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, sedangkan
hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak akan
menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya" [Hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim]
Hak-hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang harus dipenuhi
oleh umat Islam adalah taat kepadanya, menjauhkan semua larangannya dan
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mengikuti (ittiba')
yang dicontohkannya. Karena beliau diutus untuk ditaati dan diteladani.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ
اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali Imran : 31]
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" [Al-Ahzab : 21]
Islam juga sangat memperhatikan hak-hak orang tua dan kerabat, sehingga
kita ditekankan untuk mengamalkannya dengan baik terutama hak-hak orang
tua, karena mereka telah melahirkan, mengasuh, mendidik dan membesarkan
kita sehingga kita menjadi manusia yang berguna. Oleh karena itu kita
wajib berbakti kepada kedua orang tua degan cara mentaati, menghormati,
mencintai, menyayangi, membahagiakan serta mendo'akan keduanya ketika
keduanya masih hidup maupun sudah meninggal dunia.
Taat kepada kedua orang tua adalah hak orang tua atas anak sesuai dengan
perintah Allah dan RasulNya selama keduanya tidak memerintahkan untuk
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan dan syari'at Allah dan
RasulNya. Rasulullahn Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidak boleh taat kepada seseorang dalam berbuat maksiat kepada Allah" [Hadits Riwayat Ahmad]
Sebaliknya, kita juga dilarang durhaka kepada kedua orang tua karena hal
itu termasuk dosa besar yang paling besar. Dalam satu riwayat
disebutkan bahwa seseorang tidak masuk surga bila durhaka kepada kedua
orang tuanya.
"Artinya : Tidak masuk surga orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikan
(menyebut-nyebut kebaikan yang sudah diberikan), anak yang durhaka dan
pecandu khamr" [Hadits Riwayat Nasa'i adri Abdullah bin Amr pada Shahih
Jami'us Shaghir No. 7676]
Akhirnya, penulis memohon kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Kuasa
semoga tulisan ini bermanfaat untuk penulis sendiri dan kaum muslimin,
menjadi amal shalih bagi penulis dan kedua orang tua penulis serta
menjadi amal yang ikhlas karena Allah Rabbul 'alamin semata.
PENDAHULUAN
Birrul Walidian (berbakti kepada kedua orang tua) adalah salah satu
masalah yang penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur'an, setelah
memerintahkan kepada manusia untuk bertahuid kepada-Nya, Allah Subhanahu
wa Ta'ala memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dalam surat Al-Isra ayat 23-24, Allah berfirman
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ
كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا
"Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah
melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang
tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau
kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada
keduanya 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya" [Al-Isra : 23]
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
"Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah,
"Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di
waktu kecil" [Al-Isra : 24]
Al-Hafidz Ibnu Katsir telah menerangkan ayat tersebut sebagai berikut :
"Allah Ta'ala telah mewajibkan kepada semua manusia untuk beribadah
hanya kepada Allah saja, tidak menyekutukan dengan yang lain. " Qadla"
disini bermakna perintah sebagaimana yang dikatakan Imam Mujahid, wa
qadla yakni washa (Allah berwasiat). Kemudian dilanjutkan dengan "Wabil
waalidaini ihsana" hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan
sebaik-baiknya. Ayat ini mempunyai makna yang sama dengan surat Luqman
ayat 14.
".... hendaklah kalian bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-Ku lah kalian kembali"
Dan jika salah satu dari keduanya atau keduanya berada disisimu dalam
keadaan lanjut usia, "fa laa taqul lahuma uffin" maka janganlah berkata
kepada keduanya 'ah' ('cis' atau yang lainnya). Jangan memperdengarkan
kepada keduanya perkataan yang buruk. "Wa laa tanharhuma" dan janganlah
kalian membenci keduanya. Ada juga yang mengatakan bahwa "Wa laa tanhar
huma ai la tanfudz yadaka alaihima" maksudnya adalah janganlah kalian
mengibaskan tangan kepada keduanya. Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala
melarang perkataan dan perbuatan yang buruk, Allah Subhanahu wa Ta'ala
juga memerintahkan untuk berbuat dan berkata yang baik. Seperti dalam
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala " wa qul lahuma qaulan karima" dan
katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia, yaitu perkataan yang
lembut dan baik dengan penuh adab dan rasa hormat. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan kasih sayang, hendaklah kalian
bertawadlu' kepada keduanya. Dan hendaklah kalian berdo'a, "Ya Allah
sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi dan mendidiku di
waktu kecil", pada waktu mereka berada di usia lanjut hingga keduanya
wafat. [Tafsir Ibnu Katsir Juz III hal 39-40, Cet.I Maktabah Daarus
Salam Riyadh, Th.1413H]
Perintah Birrul Walidain juga tercantum dalam surat An-Nisa ayat 36, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ
ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ
كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
"Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dengan sesuatu, dan
berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat kepada
anak-anak yatim kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat,
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan dirinya" [An-Nisa : 36]
Para ulama terdahulu telah membahas masalah Birrul Walidain (berbakti
kepada kedua orang tua) ini dalam kitab-kitab mereka. Sepeti dalam kitab
Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab hadits besar (Ummahatul
Kutub) lainnya dalam pembahasan tentang berbakti kepada kedua orang tua
dan ancaman terhadap orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tua.
PENGERTIAN TENTANG BERBUAT BAIK DAN DURHAKA
Menururt lughoh (bahasa), Al-Ihsan berasal dari kata
ahsana-yuhsinu-ihsanan. Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan dalam
pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang tua yaitu menyampaikan
setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila memungkinkan
mencegah gangguan terhadapa keduanya. Menurut Ibnu Athiyah, kita wajib
juga mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah, harus mengikuti apa-apa
yang diperintahkan keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang.
Sedang 'uquq artinya memotong (seperti halnya aqiqah yaitu memotong
kambing). 'Uququl Walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak
terhadap kedua orang tuanya baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Contoh gangguan dari seorang anak kepada kedua orang tuanya yang berupa
perkataan yaitu dengan mengatakan 'ah' atau 'cis', berkata dengan
kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci dan yang
lainnya. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar seperti
memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau
menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan,
tidak bersilaturrahmi atau tidak memberikan nafkah kepada kedua orang
tuanya yang miskin.
[Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada
Kedua Orang Tua, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Darul
Qolam. Komplek Depkes Jl. Raya Rawa Bambu Blok A2, Pasar Minggu -
Jakarta. Cetakan I Th 1422H /2002M]
0 komentar:
Posting Komentar