APAKAH KESOMBONGAN ITU?
Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan
al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang
sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia
memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan hakikat
kesombongan dalam hadits beliau Shallallahu 'alaihi wa salllam :
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
"Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia". [HR. Muslim, no. 2749, dari 'Abdullah bin Mas'ûd]
Inilah yang membedakan takabbur dari sifat ‘ujub (membanggakan diri,
silau dengan diri sendiri). Sifat ‘ujub, hanya membanggakan diri tanpa
meremehkan orang. Sedangkan takabbur, disamping membanggakan diri juga
meremehkan orang.
SEBAB-SEBAB KESOMBONGAN
Sebab-sebab kesombongan, antara lain:
1- ‘Ujub (Membanggakan Diri)
Ketahuilah wahai hamba yang bertawadhu’ –semoga Allah lebih meninggikan
derajat bagimu-, bahwa manusia tidak akan takabbur kepada orang lain
sampai dia terlebih dahulu merasa ‘ujub (membanggakan diri) terhadap
dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain.
Maka dari ‘ujub ini muncul kesombongan. Dan ‘ujub merupakan perkara yang
membinasakan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ
"Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang
ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya".
[Silsilah Shahihah, no. 1802]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَتَبَخْتَرُ يَمْشِي فِي بُرْدَيْهِ قَدْ أَعْجَبَتْهُ
نَفْسُهُ فَخَسَفَ اللَّهُ بِهِ الْأَرْضَ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا
إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan
dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau
pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah
membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam
bumi sampai hari kiamat". [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan
ini lafazh Muslim]
2- Merendahkan Orang Lain.
Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yang tidak meremehkan
manusia, tidak akan takabbur terhadap mereka. Sedangkan meremehkan
seseorang yang dimuliakan Allah dengan keimanan sudah cukup untuk
menjadikan sebuah dosa.
3- Suka Menonjolkan Diri (Taraffu).
Ketahuilah wahai hamba yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari
sini muncul kesombongan.
Oleh karena itu, barangsiapa memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan
mendapati bahwa orang-orang yang bersombong pada tiap-tiap kaum adalah
para pemukanya, yaitu orang-orang yang memegang kendali berbagai urusan.
Allah Ta’ala berfirman tentang suku Tsamud, kaum Nabi Shalih
Alaihissalam yang artinya: "Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di
antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah
beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shalih di utus (menjadi
Rasul) oleh Tuhannya?". Mereka (yang dianggap lemah-red) menjawab:
"Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk
menyampaikannya".
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh
terhadap perintah Tuhan. dan mereka berkata: "Hai Shalih, datangkanlah
apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk
orang-orang yang diutus (Allah)". [al-A’râf/7:75-77]
Dan Allah Ta’ala memberitakan tentang kaum Nabi Syu’aib Alaihissalam :
"Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata:
"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang
beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami".
Syu'aib berkata: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami
tidak menyukainya?" [Al-A’raaf/7: 88]
Namun orang yang berakal akan berlomba pada ketinggian yang tetap lagi
kekal, yang di dalamnya terdapat keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
kedekatan kepadaNya. Dan dia meninggalkan ketinggian sementara yang
akan binasa, yang akan diikuti oleh kemurkaan Allah dan kemarahanNya,
kerendahan hamba, kesibukannya, jauhnya dari Allah dan terusirnya (dari
rahmat) Allah. Inilah ketinggian yang tercela, yaitu sikap melewati
batas dan takabbur di muka bumi dengan tanpa kebenaran. Allah Ta’ala
berfirman:
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
ketinggian (menyombongkan diri ) dan berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa".
[Al-Qashash/28: 83]
Adapun ketinggian yang pertama (yakni ketinggian yang tetap lagi kekal
di akhirat) dan bersemanagat untuk meraihnya, maka itu terpuji. Allah
Ta’ala berfirman:
"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba".[Al-Muthaffifin/83: 26]
Maka disyari’atkan berlomba-lomba untuk (meraih) derajat-derajat tinggi
di akhirat yang kekal, dan berusaha meraih ketinggian pada
tingkatan-tingkatannya, serta bersemangat untuk itu dengan berusaha
melakukan sebab-sebabnya. Dan hendaklah seseorang tidak merasa puas
dengan kerendahan, padahal dia mampu meraih ketinggian.
4- Mengikuti Hawa Nafsu.
Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa kesombongan itu muncul dari sebab
mengikuti hawa nafsu, karena memang hawa nafsu itu mengajak menuju
ketinggian dan kemuliaan di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman:
"Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran)
yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka
beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang
lain) kamu bunuh?" [Al-Baqarah/2: 87]
BAHAYA KESOMBONGAN
Ketahuilah wahai hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan tawadhu’
(rendah hati) bahwa bencana kesombongan itu sangat besar, orang-orang
istimewa binasa di dalamnya, dan jarang orang yang bebas darinya, baik
para ulama’, ahli ibadah, atau ahli zuhud. Bagaimana bencana kesombongan
itu tidak besar, sedangkan kesombongan itu:
1- Dosa Pertama Yang Dengannya Allah Azza Wa Jalla Dimaksiati.
Kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis laknatullah dalam
bermaksiat kepada Allah Azza wa jalla. Kesombongan itu menyeret Iblis
untuk menjadikan takdir sebagai alasan terus-menerus sombong. Allah Azza
wa Jalla berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam!," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir".
[Al-Baqarah/2: 34]
2- Kesombongan Merupakan Kawan Syirik Dan Penyebabnya.
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara kekafiran
dengan kesombongan di dalam kitabNya yang mulia, Dia Azza wa Jalla
berfirman:
"Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis;
dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir".
[Shaad/38: 73-74]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
" (Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku
kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah
kamu termasuk orang-orang yang kafir". [Az-Zumar/39: 59]
Karena barangsiapa takabbur dari patuh kepada al-haq (kebenaran)
–walaupun kebenaran itu datang kepadanya lewat tangan seorang anak kecil
atau orang yang dia benci dan musuhi- , maka sesungguhnya takabburnya
itu adalah kepada Allah, karena Allah adalah Al-Haq, perkataanNya adalah
haq, agamaNya adalah haq, al-haq merupakan sifatNya, dan al-haq adalah
dariNya dan untukNya. Maka jika seorang hamba menolak al-haq, takabbur
dari menerimanya, maka sesungguhnya dia menolak Allah dan takabbur
terhadapNya. Dan barangsiapa takabbur terhadap Allah, niscaya Allah akan
menghinakannya, merendahkannya, mengecilkannya, dan meremehkannya.
3- Orang-Orang Yang Sombong Tempat Kembalinya Adalah Neraka.
Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan neraka sebagai
rumah bagi orang-orang yang sombong, sebagaimana di dalam surat
Al-Ghafir ayat 76 dan surat Az-Zumar ayat 72. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
"Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di
dalamnya". Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi
orang-orang yang menyombongkan diri". [Az-Zumar/39: 72]
Dan orang-orang yang sombong adalah para penduduk neraka Jahannam, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
إِنَّ أَهْلَ النَّارِ كُلُّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ جَمَّاعٍ مَنَّاعٍ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ الضُّعَفَاءُ الْمَغْلُوبُونَ
"Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras,
orang yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong,
orang yang banyak mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun
penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan". [Hadits
Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]
Mereka akan merasakan berbagai macam siksaan di dalam Jahannam, akan
diliputi kehinaan dari berbagai tempat, dan akan diminumi nanah penduduk
neraka. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي
صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ
إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ
الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ
الْخَبَالِ
"Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan
seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi
mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di
dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan
membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu
thinatul khabal (lumpur kebinasaan)". [Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di
dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan
Nu’aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151]
4- Kesombongan Merupakan Tirai Penghalang Masuk Surga.
Oleh karena itu Allah mengusir Iblis dari surga, Dia Azza wa Jalla berfirman:
"Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya!". [Al-A’râf/7: 13]
Kesombongan itu menjadi tirai penghalang masuk surga karena menghalangi
seorang hamba dari akhlaq orang-orang beriman. Orang sombong tidak
menyukai untuk kaum mukminin kebaikan yang dia sukai untuk dirinya. Dia
tidak mampu bersikap rendah hati dan meninggalkan hasad, dendam, dan
marah. Dia juga tidak mampu manahan murka, dia tidak menerima nasehat,
dan tidak selamat dari sifat merendahkan dan menggibah manusia. Tidak
ada sifat yang tercela kecuali dia memilikinya.
5- Allah Tidak Mencintai Orang-Orang Yang Sombong.
Barangsiapa yang memiliki sifat-sifatnya seperti ini, maka dia berhak
mendapatkan laknat Allah, jauh dari rahmatNya, Allah memurkainya dan
tidak mencintainya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka
mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah
orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong".
[An-Nahl/16: 22-23]
6- Kesombongan Merupakan Sebab Su-ul Khatimah (Keburukan Akhir Kehidupan).
Oleh karena itu Allah memberitakan bahwa orang yang sombong dan
sewenang-wenang adalah orang-orang yang Allah menutup hati mereka,
sehingga mereka tidak beriman. Sehingga akhir kehidupannya buruk. Allah
Azza wa Jalla berfirman:
"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang". [Al-Mukmin/40: 35]
7- Kesombongan Merupakan Sebab Berpaling Dari Ayat-Ayat Allah.
Yang demikian itu karena orang yang sombong tidak bisa melihat ayat-ayat
Allah yang menjelaskan dan berbicara dengan dalil-dalil yang pasti.
Juga karena kesombongan itu menutupi kedua matanya, sehingga dia tidak
melihat kecuali dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi". [Al-A’raaf/7: 146]
8- Kesombongan Merupakan Dosa Terbesar.
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran jika
ia merupakan dosa terbesar. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
لَوْ لَمْ تَكُوْنُوْا تُذْنِبُونَ لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبُ الْعُجْبُ
"Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada
perkara yang lebih besar dari itu, yaitu ‘ujub, ‘ujub (kagum terhadap
diri sendiri)" [Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di dalam Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 658, karya syaikh Al-Albani]
[Diadaptasi dan disadur oleh Ustadz Muslim Atsari secara bebas dari
tulisan Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali At-Tawaadhu’ fii Dhauil Qur’anil
Kariim was Sunnah ash-Shahiihah, hlm. 35-44; Penerbit. Daar Ibnul
Qayyim; Cet. 1; Th. 1410 H / 1990 M]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XII/1430H/2009.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
0 komentar:
Posting Komentar