Tanya : Saya sering berdoa. Tapi, saya merasakan bahwa doa saya jarang
terkabul. Mungkin doa saya terhalang. Bisa dijelaskan faktor-faktor
penyebabnya ?
Jawab : Adalah sangat baik jika kita memperbanyak
doa, sebab memperbanyak doa adalah merupakan salah satu perintah Allah
sebagaimana firman-Nya :
وَقَالَ رَبّكُـمْ ادْعُونِيَ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنّ الّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنّمَ دَاخِرِينَ
Dan
Tuhanmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS.
Al-Mukmin : 60].
Namun jika kita merasa bahwa doa kita belum
terkabulkan, maka kita tidak boleh putus asa. Kita harus ber-husnudhan
pada Allah ta’ala dengan terus introspeksi terhadap diri kita sendiri.
Ketika berdoa, kita harus memperhatikan adab-adab berdoa, diantaranya :
ikhlash, sungguh-sungguh, khusyuk, penuh kerendahan, dan yakin bahwa doa
kita pasti akan dikabulkan (sebagaimana firman Allah di atas). Awalilah
doa kita dengan sanjungan kepada Allah ta’ala dan shalawat kepada
Nabi-Nya shallallaahu ’alaihi wasallam. Bisa jadi doa kita terhalang
karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Makan dan minum dari
yang haram, mengkonsumsi barang haram berupa makanan, minuman, pakaian,
dan hasil usaha yang haram. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا
طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ }
وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ
بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟
“Wahai manusia,
sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang
baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul.Allah
ta’ala berfirman : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih” (QS. Al-Mu’minuun : 51).
Dan Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari
rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah :
172). Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang
laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu
lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb..ya
Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari
yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan
doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015].
2. Minta cepat terkabul doa yang akhirnya meninggalkan doa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ
“Dikabulkan
doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru,(dimana) ia berkata
: ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].
لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ
لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ
يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا اْلاِسْتِعْجَالُ قَالَ
يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيْبُ لِيْ
فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
“Senantiasa doa
seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk berbuat dosa
atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak meminta dengan
tergesa-gesa (isti’jal)”. Ada yang bertanya : “Ya Rasulullah, apa itu
isti’jal?”. Jawab beliau : “Jika seseorang berkata : ‘Aku sudah berdoa,
memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan doaku’. Lalu ia
merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan doanya tersebut”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].
3. Melakukan maksiat dan apa
yang diharamkan Allah. Seorang penyair berkata : “Bagaimana mungkin
kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya
dengan dosa dan maksiat”.
4. Meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَالَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلْتَنْهَوُنَّ عَنِ
اْلمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً
مِنْهُ ثُمَ تَدْعُوْنَهُ فَلا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Dzat yang
jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah
kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan) maka pasti Allah akan
menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi
tidak dikabulkan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2169, Al-Baghawi
dalamSyarhus-Sunnah 14/3453, dan Ahmad no. 23360. At-Tirmidzi berkata :
“Hadits ini hasan”].
5. Berdoa yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim.
6. Tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda :
إِذَا
دَعَوْتُمُ اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ
أَحَدُكُمْ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
“Apabila
seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia
mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki,
sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika engkau
kehendaki ‘. Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa.
Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada
yang memaksa-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026].
7. Tidak khusyu’, lalai, dan terkuasai hawa nafsu. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah
tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’
“[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan
lighairihi].
Kalaupun misalnya Allah ta’ala belum mentaqdirkan
doa kita terwujud, kita harus sabar dan ridla bahwasannya Allah ta’ala
mempunyai hikmah yang sangat besar. Allahta’ala sangat sayang terhadap
hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akibat urusannya.
Terkadang seseorang mengharapkan sesuatu, padahal itu jelek buat dia.
Sebaliknya, seseorang membenci sesuatu, padahal itu baik buat
dia.Wallaahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar