Oleh: Syaikh Muhammad Bin Shâlih Al-Utsaimîn
Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla , Dzat yang Maha Kuasa lagi
Maha Perkasa. Yang telah membimbing ciptaan-Nya dengan penuh hikmah. dan
menciptakan syariat-Nya yang penuh dengan kebijaksanaan dan
kesempurnaan. Aku bersaksi bahwa tiada ilâh yang berhak disembah
melainkan Dia semata.
Tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan-Nya.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegakkan perintah Allah Azza wa
Jalla dan menasehati umat di atas petunjuk dan kebaikan. Semoga shalawat
dan salam tercurahkan kepadanya, keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang setia mengikuti beliau hingga hari kiamat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي
وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu dan takutilah dengan suatu hari
yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan
seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan)
memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah [Luqmân/31:33]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah
Amat keras siksaan-Nya [al-Anfâl/8:25]
Hati-hatilah kalian dengan kehidupan dunia. Janganlah kamu terpedaya
dengan kenikmatan dan kesenangannya. Janganlah kamu terperdaya oleh
penipu (setan) dalam (mentaati) Allah Azza wa Jalla . Janganlah kamu
tertipu dengan banyaknya harta. Janganlah kamu tertipu dengan kelapangan
hidup, manisnya dunia dan keindahannya. Janganlah kamu tertipu dengan
nikmat keamanan dan kesehatan dari Allah Azza wa Jalla . Janganlah kamu
tertipu dengan pembiaran Allah Azza wa Jalla kepadamu ketika kamu
meninggalkan kewajiban dan banyak berbuat maksiat.
Perhatikan orang-orang dan kampung-kampung yang ada di sekelilingmu.
Lihatlah, maksiat telah tersebar di masyarakat Islam, maksiat yang telah
lalu pun muncul kembali sekarang ini. Di antara mereka ada orang yang
meremehkan shalat, mengikuti hawa nafsu, menahan zakat, dan bermuamalah
riba secara terang-terangan atau dengan secara penipuan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka
hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar [al-Baqarah/2:9]
Mereka menahan zakat dengan alasan mengikuti rukhsah (keringanan) dari
sebagian Ulama`. Mereka tidak melihat bahwa kebenaran adalah yang
ditunjukkan oleh dalil. Tidak boleh bagi seorang pun untuk selalu
mengikuti rukhsah para Ulama`. Sesungguhnya sebagian ulama mengatakan:
“Barang siapa selalu mengikuti rukhsah, sungguh ia telah berfaham
zindiq”.
Mereka Jauh dari sifat malu. Mereka melanggar hal-hal yang diharamkan.
Mereka seperti binatang yang hanya mencari perbendaharaan dunia. Mereka
meremehkan agama, mencegah dari jalan Allah Azza wa Jalla , dan
mengikuti jalan orang-orang kafir. Mereka dihiasi oleh amal-amal buruk
mereka. Mereka mengira hal itu adalah kebebasan dan kemajuan. Mereka
tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan perbudakan di bawah belenggu
yahudi dan kemunduran dari jalan Salafus Shâlih. Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata:
Mereka lari dari perbudakan yang telah diciptakan (menjadi fitrah) bagi mereka
Dan mereka diuji dengan perbudakan jiwa dan setan
Demikianlah kebanyakan manusia di sebagian negara-negara Islam. Kita
khawatir akan menimpa negeri kita yang terjaga, yang kebanyakan
penduduknya menginginkan kebenaran dan mengerjakannya. Aku khawatir akan
tertimpa waba` (penyakit) di negeri kita hingga kita binasa.
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya sebab-sebab kemunduran ini kembali pada 2 perkara, yaitu:
1. Lemahnya agama dan kuatnya orang yang menyeru kepada kebatilan.
2. Lemahnya amar makruf dan nahi munkar dan mudâhanah (penipuan yang
mengatasnamakan agama). Penjagaan agama tidak akan tegak kecuali dengan
amar makruf dan nahi munkar. Memerintah apa yang telah di perintahkan
Allah Azza wa Jalla dan Rasulnya dan melarang apa yang telah dilarang
Allah Azza wa Jalla dan Rasulnya dengan tujuan nasehat karena Allah Azza
wa Jalla bagi hambanya
Jika kita tidak melakukan amar makruf nahi munkar, hampir-hampir kita
lenyap sebagaimana orang-orang selain kita. Karena itulah Allah Azza wa
Jalla berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung” [Ali Imrân/3:104]
Saya memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menjadikanku termasuk
golongan umat ini. Ya Allah Azza wa Jalla , jadikanlah kami golongan
orang yang mengajak kepada kebaikan, melakukan amar makruf nahi munkar
dan mendapat keberuntungan di dunia akhirat. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا
جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka
Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” [Ali Imrân/3:105]
Jika kita tidak melakukan amar makruf nahi munkar, kita pasti akan
berselisih, karena masing-masing orang akan melakukan sekehendaknya.
Dirinya di uji oleh hawa nafsunya. Ketika itu akan terjadi
perselisihan/perpecahan di tubuh umat Islam.
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah” [Ali Imrân/3:110]
Jika kita mengerjakan 3 hal yaitu : Iman kepada Allah Azza wa Jalla
,amar makruf dan nahi munkar. Kita akan menjadi sebaik-baik umat yang
dilahirkan untuk manusia. Jika kita meninggalkannya, maka kita tidak
akan menjadi sebaik-baik umat. Bahkan mungkin akan menjadi umat yang
paling jelek. Karena tidak ada nasab antara hamba dan Allah Azza wa
Jalla .akan tetapi, barang siapa yang bertaqwa, dialah yang mulia di
sisi-Nya. Orang yang paling mulia di sisi Allah Azza wa Jalla adalah
orang yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya sebagian manusia mengira bahwa amar makruf dan nahi munkar
khusus bagi orang yang di tunjuk oleh daulah (pemerintah) saja. ini
adalah prasangka yang salah. Amar makruf dan nahi mungkar tidak terbatas
bagi satu kelompok tertentu saja, akan tetapi merupakan kewajiban
seluruh manusia
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ
مُنْكَرًا (Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran). Mim,
di sini adalah untuk syarat dan disebut dengan bentuk umum, artinya
siapapun yang melihat kemungkaran, wajib baginya merubah dengan
tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu,
maka dengan maka dengan hatinya. Jika ia termasuk orang yang di beri hak
oleh penguasa, maka hendaknya mengubah dengan tangannya. Jika tidak,
maka hendaknya berpindah kepada derajat yang kedua yaitu dengan
lisannya, dengan cara berbicara dengan nasehat dan arahan. Jika tidak
mungkin, maka dengan hatinya, dengan cara mengingkari dan membenci
kemungkaran tersebut serta berlepas diri dari pelakunya. Akan tetapi,
tidak berlepas diri secara mutlak, karena pelaku kemungkaran yang masih
muslim ada sisi baik dan sisi buruknya. Hendaknya ia berpaling dari sisi
buruknya dan menolong pada sisi baiknya.
Jika seseorang tidak merasa tidak bermanfaat ketika mendatangi orang
yang berbuat munkar, maka wajib baginya menyerahkan kepada yang
berwenang yang berhak mengurusi orang ini. Jika telah menyerahkanya,
maka gugurlah kewajibannya dan ia selamat dari dosa. Adapun bagi yang
berwenang hendaknya menegakkan perbaikan yang telah Allah Azza wa Jalla
wajibkan atas mereka.
Sesungguhnya umat tidak akan menjadi kuat dan terpandang hingga mereka
bersatu, dan hal itu tidak mungkin tercapai kecuali tegak amar makruf
nahi mungkar. Sehingga umat berada dalam satu agama dalam akidah,
ucapan, amalan dan jalan yang lurus. Jika tidak, maka fondasi Islam akan
roboh. Mereka berpecah menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok merasa
bangga dengan kelompoknya. Ketika itu benarlah firman Allah Azza wa
Jalla :
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ
فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا
كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka
menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat” [al-An`âm/6:159]
Kalian adalah umat yang satu. Jika kalian tidak menegakkan perintah
Allah Azza wa Jalla dan melakukan perbaikan di masyarakat dengan
menerapkan agama Allah Azza wa Jalla , maka siapa lagi? Jika mereka
tidak saling bahu-membahu mencegah keburukan dan kerusakan, maka semua
akan hancur. Abdullah bin mas`ud Radhiyallahu anhu berkata:“Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :“Sesungguhnya seseorang dari
bani Israil apabila melihat saudaranya mengerjakan dosa, ia pun
mencegahnya sebagai permaafan baginya. Jika besoknya tidak mencegah apa
yang dia lihat. Ia pun duduk dan makan bersamanya. Tatkala Allah Azza wa
Jalla melihat hal itu. Allah Azza wa Jalla pukul hati sebagian mereka
kepada sebagian yang lain dan Allah Azza wa Jalla melaknat mereka
melalui lisan Nabi mereka Dâwud Alaihissallam dan Isa Bin Maryam
Alaihissallam. Hal itu karena mereka durhaka dan melampaui batas””
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Demi dzat
yang diriku berada di tangannya. Hendaklah kalian benar-benar
melaksanakan amar makruf dan nahi munkar. Dan hendaklah kalian
benar-benar mengambil tangan orang yang bodoh dan membawanya kepada
kebenaran atau Allah Azza wa Jalla benar-benar akan memukul hati
sebagian kalian dengan sebagian yang lainnya kemudian melaknat kalian
sebagaimana Allah Azza wa Jalla melaknat mereka” [Tafsîr ath-Thabary
4/657 dan Ibnu Abî Hâtim dalam Tafsîr Ibnu Katsîr 3/161]
Tatkala kaum Muslimin menaklukkan pulau Cyprus. Penduduknya takut dan
menangis. Diperlihatkan kepada Abu Dardâ` Radhiyallahu anhu, dia
menangis. Ada yang bertanya: “Apa yang membuat kamu menangis pada hari
Allah Azza wa Jalla memuliakan Islam dan pemeluknya? Ia menjawab:
“Celaka kamu. Sungguh hina seorang makhluk di hadapan Allah Azza wa
Jalla jika mereka meremehkan perintah-perintah-Nya. Sebelumnya mereka
adalah umat yang rajanya menindas secara terang-terangan dan mereka
meninggalkan perintah Allah Azza wa Jalla. Kamu lihat mereka menjadi
seperti sekarang ini”
(Dikutip dari Adl-Dhiyâul Lawâmi Minal Khuthâbil Jawâmi, karya Syaikh Muhammad Bin Shâlih Al-Utsaimîn, halaman 371–378)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII/1430/2009M. Penerbit
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
0 komentar:
Posting Komentar